Senin, 21 Juni 2010

Jangan Kaukira

delapan puluh kurang delapan
pasang bintang
menyapa setia menatapnya

hanya senyum
sebagai timpal jawaban

jawaban seiring guntur
temani tebaran
sewangi hujan melati

melati merah
dari awan yang terlilit
di dada langit

langit biru
sebiru panggilan
kubah di benaknya

mata dunia lagi gerhana
ia ngerti sekali
maka sejak kerikilnya
merudal dari ujung-ujung jemari
degup jantungnya sengaja
ia kirimkan berkali-kali

mungkin berbeda
dengan cerita yang kauterima

aku juga takut keliru
sebab di detaknya yang terbaru
ada janji lain yang ia rindu
datang menyerbu
bukan lagi tentang
bidadari-bidadari itu

aku teringat sesuatu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar